Pulau Maratua
per person
MARATUA berada dalam gugusan Kepulauan Derawan Kabupaten Berau, salah satu pulau terluar di Kalimantan Timur yang berbatasan dengan Filipina Selatan dan Sabah, Malaysia Timur. Sejak lama Maratua dikenal sebagai tempat wisata bahari yang menampilkan keindahan pantai, aneka biota laut dengan bermacam jenis ikan, penyu dan keindahan bawah laut berupa terumbu karang yang sangat menarik. Juga hutan bakau dan mangrove serta pokok kelapa yang memagar pulau.
Bagi mereka yang pernah berkunjung ke Maratua pasti banyak yang berdecak kagum, memuji dan sangat terkesan. Mereka akan mengatakan, Maratua tak kalah indah dan unik dibanding pulau lain di Indonesia, bahkan dunia. Pantai pasir putih, air jenih menampakkan aneka jenis ikan, lebih khusus ikan Baracuda dan Penyu Sisik Hijau, terumbu karang, serta rasa khas buah sukun berkulit agak berduri menjadi kenangan yang sulit dilupakan, sehingga banyak wisatawan yang ingin menambah waktu kunjung mereka di pulau ini.
Pulau ini daratannya seluas 384,36 km2 dan lautnya 3.735,18 km2. Menurut Sekretaris Camat setempat Ariyanto SE, Maratua dihuni lebih kurang 3.600 jiwa dari sekitar 900 Kepala Keluarga. Sejak ratusan tahun silam, dihuni penduduk suku laut – Bajau ditambah pendatang dari berbagai tempat dari dalam dan luar Kaltim. Mereka umumnya sebagai nelayan dan sejak ramai dikunjungi wisatawan, maka ada pula warga yang tertarik berusaha di sektor pariwisata.
Di pulau ini berdiri sejumlah resort dan cottage yang umumnya dikunjungi wisatawan asing. Antara lain Maratua Paradise Resort, Pratasaba di Payung-payung, Green Nirvana Jalan Bayur, Payung-Payung, Borneo Cottage Teluk Harapan, Noah Maratua Resort, Teluk Harapan Bohe Bukut dan Virgin Cocoa Island.
Sementara itu di perkampungan juga terdapat homestay milik masyarakat. Bahkan Pemerintah Negara Seysheles Afrika beberapa waktu lalu menyampaikan minat bekerjasama dengan Pemprov Kaltim untuk memajukan pariwisata di Maratua khususnya membantu jaringan listrik PLTS, sanitasi, pengelolaan sampah dan green house senilai Rp50 miliar.
Saat ini Maratua terus berbenah didukung kehadiran Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb dan Bandara Maratua. Bandara ini memiliki runway sepanjang 1.600 m x 30 m dengan kapasitas terminal 36.000 penumpang per tahun. Sedangkan sebelum ini, sejak beberapa tahun lalu juga sudah dibangun jalan darat Tanjung Redeb-Tanjung Batu, serta berdirinya Pelabuhan Air khusus Wisata di Tanjung Redeb. Dari sini, jarak tempuh menggunakan speedboat ke Maratua sekitar 3 jam.
Sejak berdiri akhir 2017 Bandara Maratua kini sudah bisa didarati pesawat jenis ATR-72 dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan maupun Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda menggunakan jasa penerbangan Susi Air tipe Cessna dengan kapasitas 12 seat. Selain itu, penerbangan dari Samarinda ke Maratua saat ini tiketnya agak murah karena mendapat Subsidi Ongkos Angkut (SOA),
Seiring dengan makin pesatnya industri wisata di Tanah Air, maka Maratua di masa depan juga digadang-gadang akan menjadi destinasi wisata unggulan untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru Republik Indonesia di Kaltim. Sebab itu Gubernur Kaltim H Isran Noor berharap segera dilakukan percepatan pengembangan pembangunan Kepulauan Wisata Maratua menyangkut berbagai sektor terkait, tanpa mengabaikan keterlibatan masyarakat setempat agar juga mendapatkan dampak positif bagi kesejahteraan mereka.
Sementara itu, Bupati Berau H Muharram berharap target akhir yang ingin dicapai yaitu masuknya Maratua sebagai 10 Besar Destinasi Wisata Nasional. Jika kelak keindahan Maratua benar-benar bisa disulap menjadi industri pariwisata pantai dan laut seperti dimiliki Sheycelles, maka bukan tidak mungkin, Maratua bukan hanya menjadi bagian dari 10 Destinasi Wisata Nasional, tetapi tercatat sebagai 10 Destinasi Wisata Dunia. Semoga.
Sumber : kaltimprov.go.id